di kursi panjang, di atasnya terhampar minuman pekat
sepekat gelisah yang membumbung tinggi di ubun-ubun
mabuk terkulai dihantam badai
lupa masih banyak kalimat yang perlu diucapkan
sepekat gelisah yang membumbung tinggi di ubun-ubun
mabuk terkulai dihantam badai
lupa masih banyak kalimat yang perlu diucapkan
sekali terkulai, terkapar dalam kemajemukan hampa
menyeberang lautan sepanjang nurani
bantal ombak
selimut angin
tak ada pilihan lagi
bantal ombak
selimut angin
tak ada pilihan lagi
selepas menuruni tangga, tersenyum lembut di ufuk barat
menyalahi senyum kuncup di penjuru arah pulang
terlintas bayang-bayang angin syakal terlalu buru-buru menghempaskan semua
byar! tertampar.
menyalahi senyum kuncup di penjuru arah pulang
terlintas bayang-bayang angin syakal terlalu buru-buru menghempaskan semua
byar! tertampar.
di kursi panjang, diatasnya terhamoar minuman pekat
sepekat mabuk mandam tak henti-henti datang dan berpulang
sepekat mabuk mandam tak henti-henti datang dan berpulang
Tags:
puisi