SEPTEMBER HITAM JEMBER UNTUK INDONESIA


Terima kasih banyak mahasiswa Jember. Terimakasih banyak atas kepeduliannya akan bangsa ini, terima kasih banyak masih mau berpanas diri, minimal menamapakkan diri dan membuktikan bahwa kerumunan mahasiswa Jember yang menolak RUU ngawur tidaklah sedikit.

Baik. September hitam mungkin bisa menjadi tajuk utama dari apa yang sedang terjadi pada Negara ini. Bagaimana mungkin mahasiswa rela ketika zaman orba berpotensi muncul kembali ke permukaan. Bangsa kita hari ini sedang tidak baik, karena kegrasa-grusuan orang yang menganggap mewakili rakyat, namun dalam kinerjanya sangat jauh dari apa yang diharapkan orang diwakilkan atau rakyat itu sendiri.

Gema penolakan berbunyi hampir di setiap sudut bangsa ini. September sebagai bulan terakhir DPR periode 2014-2019 bisa dikatakan sebagai bulan yang mencekam. Pengesahan RUU terkesan seperti kejar tayang untuk sinetron, atai seperti dikejar deadline laporan praktikum bagi mahasiswa. Jadi, apapun dilakukan, atas prinsip: Selesai!

Kita tau, beberapa yang duduk di kursi parlemen saat ini adalah alumnus aktivis 98 (pelengseran Soeharto). Pertanyaannya, apakah sikap mereka tetap reaktif seperti dulu? Bagi saya, adalah pengecut mereka berlindung dibawah gedung yang mewah itu. Sedangkan, gas air mata tak henti-hentinya disemprotkan kepada mahasiswa yang bergelut dengan aparat keamanan diluar.
***
Jember bersuara, rakyatnya masih ada. Ada raga dan ada harapannya. Sudah 4 hari massa tidak tidur saling berganti mengulang-ngulangi tuntutan untuk menyentuh telinga tebal para wakilnya di senayan. Dimulai dari aksi aliansi Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) Berteriak, TOLAK RUU Ngawur pada Senin, 23 September 2019. Kemudian, di hari berikutnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jember menolak RUU Pertanahan dan audit BPJS. Di hari berikutnya lagi, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyambangi kantor DPRD dan Pemkab menuntut reforma agrarian dan pembentukan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA). Dan terakhir, hari kamis akan menggelar aksi di bundaran DPRD bertajuk “Mahasiswa UM Jember Siap Tempuh Mata Kuliah di Bundaran”.

Dikampus, kami sangat detail berdebat walaupun hanya sekedar masalah redaksi. Tapi melihat apa yang akan di sahkan DPR ini di luar batas penalaran manusia waras pada umumnya. Mulai dari esensi hingga redaksi yang menggambarkan wakil kita disenayan seperti dungu mendadak. Entah apa yang menyebabkan hal itu semua.

Rakyat mau dilibas, korupsi akan dimasifkan, penjara hanya persingahan, hingga ternak orang mau di rampas. Ini Negara berfikir menggunakan otak atau menggunakan dengkul? Kalian boleh saja beratraksi, bagaimanapun gaya dan modelnya rakyat tidak akan pernah sudi memberkan kekuasaan yang utuh bagi kalian semua untuk memporak-porandakan bangsa ini walaupun hanya bermodalkan palu sidang. Silakan menguji rakyat dengan kebijakan yang sewenang-wenang. Silakan rancang Undang-undang yang ngambang, tidak jelas dan tidak berpihak pada rakyat. Silakan.

Silakan menguji rakyat untuk tidak percaya kepada lembaga politik seperti DPR, dan lain-lain. Silakan membuat rakyat akan tidak pernah percaya lagi kepada kalian. Silakan. Biarkan kami melakukan pembakangan. biarkan rakyat menentukan apa yang di ingiankan dengan sendiri. 

Reformasi sudah bisa menjadi bukti. Tetapi, kalau Reformasi masih kalian korupsi. Biarkan rakyat bergerak sendiri lagi. Jika harus memilih kehancuran pada Negara ini mungkin itu akan jadi solusi bagi rakyat yang sudah kenyang akan penolakan, kenyang akan pengkhianatan kenyang akan ketidak berpihakan sama sekali lembaga yang menganggap mewakilinya. Yang sudah serak suara untuk menjaga tanahkanya tidak di rampas, yang sudah lelah kaki mengejar keadilan dan sudah bosan menonton ketidak becusan dalam memimpin bangsa ini. Biarkan!

Saya sangat berharap, aksi mereka murni karena panggilan hati nurani. Bukan karena ditunggangi oleh oknum yang berkepentingan politik praktis. Atau lebih parah lagi, menonjolkan egosentris organisasi yang ia gawangi.

Untuk apa?. Untuk tanah air ini tidak terus-terus kalian perkosa. Kami sama masih mengharap agar bangsa ini tidak apa-apa. Berharap bangsa ini beradap dalam mengambil kebijakan penting. Berpijak kepada kedaulatan rakyat, dan sepeuhnya untuk kesejahteraan NKRI.

Ini kami mahasiswa Jember Bersuara, mungkin sama dengan teman-teman mahasiswa lain di berbagai tempat di Indonesia. Beriktiar dari Jalan berharap masih bisa membuka hari nurani seoarang wakil yang duduk di kursi persidangan, merubah semua bentuk kegiatan yang ngawur untuk berhenti dan membahas kembali dengan Bangsa sebagai gadainya. Rancang ulang RUU yang bermartabat, mengedapankan keberpihakan untuk rakyat, dan untuk kemajuan bersama Bangsa ini. Titik.

Terima kasih lagi-lagi kami ucapakan kepada semua mahasiswa Indonesia yang sudah mau bergerak bersama-sama khususnya teman-teman di Jember. Bersama Rakyak dan bersama kebenaran yang kita yakini dan gaungkan. Menggunakan apa saja kendaraan kita, kami yakin dan haqqul yakin itu semua bertujuan sama. UNTUK MEMBELA RAKYAT!

Jangan tidur dengan nyenyak jika DPR (Dewan Perwakilan Rongsokan) sedang berbisik-bisik  berencana untuk mengsahkan karya terdungunya. Jangan makan enak, jika Negara ini mau diperas untuk kepentingan beberapa saja, dan jangan mati dulu sebelum pekikan perjuangan belum tuntas dilakukan.
***
Oh iya. Saya kemarin mendapat pertanyaan dari Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang belum bisa saya jawab.

“Di Jember kenapa aksinya tidak menjadi satu? Kok sampai berhari-hari?” Begitu kira-kira bunyi suara dari balik telepon.

Pertanyaan tersebut membuat saya pusing dan berpikir keras.

“Sudah lumrah jika kemacetan disebabkan karena pedagang kaki lima. Sesekali di gakpapa dong peserta aksi yang membuat macet.” Jawab saya singkat.

Author: Fauzi Pocet dan Negara Rofiq

negara rofiq

Platform ini hanya untuk senang-senang. Tulisan bermacam-macam, yang pasti semuanya tentang kebebasan bereksperesi

2 Komentar

  1. Isinya bagus, hanya saja ada beberapa kata yang typo. Lanjutkan bakatmu👍

    BalasHapus
  2. Esensinya bagus. Tapi penyampaiannya masih kurang santun 😀

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama