Warung Pak Gito dan Harapan Literasi

  

Didepan kosanku ada warung kecil. Namanya Warung Pak Gito. Tapi aku lebih senang menyebutnya warung kopi dan literasi. Kenapa? Karena di Warung tersebut sangatlah berbeda dengan yang lain, baik dari segi jenis makanan yang dijual maupun harga dari makanan tersebut.
 Hampir setiap hari saya makan di warung tersebut, meskipun makanannya tidak enak-enak amat. Yang membuat saya tertarik adalah di warung tersebut dilengkapi dengan Koran jawapos. Sehingga habis makan, saya bisa baca 3-4 berita sebelum pulang. Perlu direfleksi, sekarang warung/kafe di daerah jember kota lebih menonjolkan sisi kecepatan wifi dalam menarik pelanggan daripada hal yang mendidik lainnya.
Bukan hanya saya yang sering baca Koran di warung Pak Gito ini. Semua kalangan pasti membaca jika mampir ke warung tersebut, tak terkecuali driver ojol. Saya sangat senang ketika melihat mereka membaca Koran sambil menghisap rokoknya.
         Di Zaman sekarang budaya membaca sangat berkurang seiring dengan perkembangan teknologi seperti android. Patut disyukuri ketika ada warung kecil, dengan semangatnya berlangganan Koran daripada WIFI. Harapan akan melahirkan etos baca dari rahim warung kecil pak Gito ini sangat diimpikan ketika semua orang mulai sibuk dengan androidnya .

@FLPjember

negara rofiq

Platform ini hanya untuk senang-senang. Tulisan bermacam-macam, yang pasti semuanya tentang kebebasan bereksperesi

2 Komentar

  1. Warung pak Gito patut menjadi warung percontohan nih..
    Warung yang mengajak pembacanya untuk tdk melupakan literasi..

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama